Sejak muncul kemunduran sebagai seorang idealisme bangsa ini, dunia pendidikan seolah tidak bisa mengelak untuk ikut dalam bagi-bagi kecurangan, Benarkah ?
Dibilang tidak tapi berita di media massa selalu membicarakan kecurangan-kecurangan yang dilakukan lingkungan pendidikan terutama guru. Dulu ujian nasional hanya dilaksanakan oleh lingkungan diknas, kemudian ujian nasional langsung dari pusat dengan komputerisasi. Selanjutnya selalu ada “penyempurnaan” mulai dari dihapusnya soal uraian, pengawas dibuat silang, dibentuknya tim independen, adanya ujian ulang dan terakhir dibentuk TPI (Tim Pengawas Independen), soal dibuat dua paket, LJK di Lak di ruangan ujian dan tahun depan mau apa lagi???????????
Saya sebagai seorang guru (pengawas ruang Ujian) merasa tersinggung. Benarkah saya ini tidak jujur , tidak patut dipercayai, curang, nggak becus, ??????. Benarkah TPI yang nota benenya adalah seorang dosen lebih jujur dari saya, lebih becus dari saya????
Ini semua yang ngatur BSNP, menurut saya mereka belum menemukan solusi cerdas, belum mendapatkan cara efisien, belum memanfaatkan ICT dan belum banyak lagi…..dan belum sadar bahwa salah satu ciri CTL adalah Otentik assasmen. Jika mereka lulus tiga mata uji bagaimana dengan mata uji pelajaran yang lain. Coba lihat di TV , anak yang terlibat tindak kriminal bahkan punya kekuatan hukum tetap sebagai napi diberi penghargaan luar biasa bisa ikut UN, kalau lulus gimana? terus nilai PKn dan Agama ?????
Ada teman yang membuat pernyataan “heboh” : ” semakin ujian nasional diperketat maka nilai ujian semakin tinggi”. Maksudnya jika ujian nasional di model ketat dengan berbagai macam teknik maka si pencurang akan semakin ganas dan terang-terangan bereaksi negatif.
Sekali lagi lihat di TV : ketua subra bersepakat dengan para anggotanya untuk membantu 50% lebih jawaban yang penting anak-anaknya lulus (RCTI) . Kalau dulu yang saya dengar, baca, dan lihat di media massa kecurangannya dalah :
- nyontek
- komunikasi pakai sandi
- ngerepek
- minta jawaban teman sebelah
- minta jawaban pengawas
- minta jawaban ke guru
- pengawas mengubah jawaban (dibetulkan)
- pihak sekolah mengubah jawaban (dibetulkan)
- memasang jawaban di kamar kecil
- sms
- soal bocor , dll
yang semua itu dilakukan secara individual atau terencana tapi terbatas. Tapi sekarang yang saya lihat di RCTI ada ke sepakatan di Lingkungan SUBRA untuk membantu 50% lebih jawaban, mau jadi apa bangsa ini????????????. mudah-mudahan berita itu hanya sekedar berita.
Terus di Lingkungan anda apa ada selentingan berita seperti di atas ???????? kalau ada comment dech……………….
May 4, 2007 at 2:54 am
generasi nyontek
duuh generasiku,
generasi penyontek
kala nyontek diwariskan nenek
berkawan ilmu, alergi datang jadilah bengek
badan kurus tak terurus
jiwa kering semakin garing
kala nyontek mencuri nilai
nilai didapat menuai getir
kala hati sepi tak dihargai
nilai jiwa menuai anyir
kala nyontek menglalang dunia
asap mengepul dunia mewarna
lihatlah Jepang menyontek di muka
di belakang kini, menjadi raja
menyonteklah pada bumi
tuk bisa berkaca diri
buat apa secarik nilai
jika nilai menarik diri
ooh generasi penyontek
anakmu bakal menyontek
muridmu jadi penyontek
kawanmu, saudaramu penyontek
aku sukapun suka menyontek
pada tulisanmu yang enak-enak
trimakasih kataku bersemi
semoga bisa menyontak lagi
salam mas… maaf baru sempet berkunjung lagi…
May 6, 2007 at 8:34 am
BEBERAPA HARI INI MASS MEDIA MEMBERITAKAN KECURANGAN MERATA DI SELURUH ANTERO NEGERI. APAKAH INI BUDAYA?
APAKAH INI ADAT KETIMURAN?
APAKAH INI KEBIASAAN?
APAKAH INI KEBOBROKAN?
APAKAH INI TANDA-TANDA KIAMAT?
APAKAH INI KRONISNYA PENYAKIT MENTAL NEGERI INI?
APAKAH INI TANDA HANCURNYA NEGERI INI?
APAKAH INI ………………………………………………………………….??????????????
WAHAI KANG KURTUBI ENGKAU BERTUGAS MENYELAMATKAN BANGSA INI.
SANGGUP………………….?
May 11, 2007 at 3:17 am
Yah begitulah pendidikan kita. Solusi-solusi pemerintah selama ini bukan malah membuat kualitas pendidikan makin baik. Tapi malah ancur. Bukan hanya output pendidikan yang makin lama makin merosot, tapi juga pendidik yang juga ikut merosot. saya sebagai dosen juga tersinggung (walaupun tidak ikut sebagai TPI).Tapi coba aja lihat, kurang ketat apa aturan yang dibuat, tapi yang ingin mencurangi juga lebih pintar tentunya. Apalagi kalau udah curang jelas gak takut dosa. Kata si murid : yang penting bisa lulus nilai baik. Kata oknum yang curang: yang penting dapat uang. So, kloplah…Sampai kapan nih bangsa ini berkutat dengan kebodohan terus??? Belum lagi aturan-aturan pemerintah mulai kurikulum, biaya pendidikan, gaji pendidik berubah-ubah terus tanpa standar kualitas yang jelas. Mau dibawa kemana nih sistem pendidikan kita???
May 11, 2007 at 9:45 am
BETUL MBAK LIA ANDA SEBAGAI DOSEN MEMPUNYAI KEKUATAN LEBIH ….MAJU TERUS PANTANG MUNDUR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
May 11, 2007 at 12:19 pm
KADONG GEDIGI BEK DAWEL KATON PENTERE….HE…HE…HE,,,
June 7, 2007 at 3:05 pm
aku pak nur
April 18, 2008 at 8:49 am
Wah wah wah, keren nih mbak bloggingnya, he he he (^o^)
April 28, 2008 at 4:12 am
Tulisan artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Salam Blogger!
http://www.infogue.com/
http://pendidikan.infogue.com/ujian_nasional_2007_smp_curang_
September 8, 2008 at 6:34 am
Bu, yang penting adalah keikhlasan hati kita. Dunia ini isinya sudah tidak sesuai dengan harapan kita. sejak kita dilahirkan sampai sekarang, isi dari berita koran,tv,radio,net semuanya tidak jauh berbeda. semuanya jadikan kita cobaan. Bagaimana kita menyikapinya??? itu PENTING!!! ( yarjunna rohmatahu wayaghgofuna Azzaba) Good Luck TEACHER!
September 8, 2008 at 9:35 am
tapi kita tidak boleh menyerah, ….jika melihat kemungkaran ubahlah denga kekuatanmu……..dengan hati adalah tanda kelemahan iman… okey
October 19, 2008 at 8:57 am
tul…. tullll setubuh eh… setuju